Categories
Fundamental Highlight

Abenomics – Solusi untuk Perekonomian Jepang?

Abenomics merupakan suatu istilah yang dibentuk dari nama Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, dan economic (ekonomi). Istilah ini merujuk pada serangkaian kebijakan yang ditempuh Shinzo Abe untuk mengatasi masalah perekonomian Jepang, di antaranya adalah mengakhiri deflasi yang telah berlangsung selama 15 tahun dan menargetkan inflasi tahunan sebesar 2%, serta menghentikan apresiasi Yen.

Perdana Menteri Shinzo Abe

Sejauh ini, Abenomics telah berhasil melemahkan nilai Yen. USD/JPY bahkan naik luar biasa menyentuh angka 103, dari kurs sebelumnya di kisaran 80 di akhir 2012. Indeks Nikkei juga terus melesat naik menembus 15.000 dan perusahaan-perusahaan Jepang terlihat mencatatkan profit yang lebih besar. Pertumbuhan ekonomi juga mencapai 3,5%, lebih baik dari ekspektasi analis sebesar 2,7%. Namun demikian, target inflasi masih belum tercapai. Deflasi masih terus terjadi, harga barang dan jasa masih menunjukkan penurunan, mengakibatkan tingkat gaji juga relatif sama, tidak mengalami perubahan. Saat ini, tampaknya masih terlalu awal untuk menilai keberhasilan Abenomics, inflasi yang diharapkan kemungkinan baru bisa dirasakan pada 2014 mendatang.

Namun demikian, serangkaian kesuksesan yang disebutkan di atas, membuat Abenomics juga bisa dibilang bukan sebuah kegagalan. Strategi ini kemungkinan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Jepang untuk jangka panjang. Reformasi yang dilakukan Shinzo Abe ini dianggap merupakan salah satu yang paling sulit diimplementasikan, namun dengan perencanaan dan koordinasi yang tepat, hasil positif yang diharapkan bisa menjadi sangat menguntungkan di kemudian hari.

Ilustrasi Deflasi

Beberapa kritik dan kekhawatiran juga bermunculan, sebagai respon implementasi Abenomics, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya adalah Amerika yang mempertanyakan apakah Abenomics sudah memberikan dampak untuk mengakhiri deflasi, atau hanya menurunkan nilai Yen saja (yang mana tentunya akan memicu ‘perang mata uang’ atau currency wars). Selain itu, sejumlah pihak masih meragukan kebijakan-kebijakan Shinzo Abe ini bisa memperbaiki kondisi fiskal Jepang, yang mana merupakan yang terburuk di antara negara-negara industri. Sejumlah pihak juga mengkhawatirkan langkah Abe ini akan membatasi kebebasan Bank of Japan. Masyarakat Jepang sendiri mengkhawatirkan turunnya Yen yang signifikan masih akan terus berlanjut, sehingga membuat barang impor menjadi mahal dan mempengaruhi harga-harga di Jepang sendiri, menciptakan kondisi bubble, salah satunya harga rumah.