Categories
Fundamental

Dampak Utang Negara Terhadap Perekonomian

Utang negara merupakan suatu hal yang sangat perlu untuk dikontrol. Utang yang terlalu besar akan membebani perekonomian, bahkan bisa dibilang akan menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi. Negara dengan tingkat utang yang besar bisa diibaratkan mobil yang melaju dengan pedal rem terinjak, di mana apabila pedal gas diangkat sedikit saja, bisa menyebabkan mobil berhenti melaju.

Utang Membebani Pemerintah dan RakyatAda banyak alasan pemerintah suatu negara melakukan pinjaman, di antaranya adalah untuk pembangunan berbagai sarana bagi rakyat, misalnya transportasi, sekolah, rumah sakit dan lain sebagainya. Pinjaman semacam ini bisa meningkatkan produktifitas di kemudian hari dan berimbas pada meningkatnya perputaran roda ekonomi suatu negara. Namun, ada juga pinjaman yang tidak produktif, seperti misalnya digunakan untuk membayar tunjangan pensiun dan kesehatan.

Mengapa Utang Membebani Perekonomian?

Semakin besar utang suatu negara, maka semakin besar pula resikonya untuk gagal melunasi utang tersebut. Dengan kondisi tersebut, maka bond yang dirilis oleh pemerintah harus memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi untuk mengundang minat pembeli. Investor tentunya meminta imbalan yang lebih besar sesuai dengan resikonya.

Tingginya tingkat bunga pada bond pemerintah akan berimbas pada naiknya bunga pinjaman yang akan dikucurkan pada masyarakat. Berbagai produk pinjaman bank, seperti kredit kendaraan bermotor, kredit rumah, dan lain sebagainya, akan mengalami kenaikan, membuat kredit semakin tidak terjangkau untuk sebagian kalangan masyarakat.

Dampak lebih lanjut dari situasi di atas, pertumbuhan ekonomi akan melambat. Pemerintah akan mengalokasikan lebih banyak anggarannya untuk membayar utang, sehingga porsi untuk kepentingan lain, seperti anggaran pembangunan, pendidikan, kesehatan, akan menyusut. Pada suatu titik, negara akan mulai terbeban dan tidak memiliki dana untuk menutup semua operasional tersebut, sehingga penghematan pengeluaran pun dilakukan, seperti pemotongan tunjangan pensiunan, tunjangan pendidikan, dan berbagai pengeluaran yang bisa ‘dikorbankan’. Kemudian pemerintah akan menaikkan pajak untuk menggalang dana segar dari rakyat dan menurunkan suku bunga deposito bank untuk memacu perputaran uang. Hal ini bisa merusak pertumbuhan perekonomian suatu negara.