Investor terus mengurangi porsi aset-aset yang beresiko dan memilih safe haven seperti JPY, EUR, dan emas sebagai alternatif investasinya sejak akhir tahun lalu, dan semakin terasa dampaknya memasuki bulan Februari. Faktor utama yang menyebabkan kepanikan adalah melambatnya perekonomian China, yang berpeluang mempengaruhi negara-negara lain yang menjadi mitra dagangnya, terutama eksportis komoditas. Selain itu, harga minyak mentah terus turun, meningkatkan kekhawatiran produsen-produsen minyak mentah akan mengalami default jika kondisi ini berlanjut terus.
Di luar kedua faktor tersebut, kenaikan suku bunga Amerika juga membuat sejumlah pihak khawatir. Proyeksi FOMC dengan kenaikan sebanyak 4 kali tahun ini dianggap terlalu cepat dan dengan sejumlah data ekonomi yang mengecewakan sejak memasuki 2016, rencana tersebut menjadi semakin sulit direalisasikan.