Filipina memberlakukan pembatasan tentang posisi currency forward pada bank sebagai upaya untuk menahan lonjakan peso yang mengancam ekspor.
Batasan untuk non-deliverable forward mata uang di bank-bank lokal adalah 20 persen dari modal, dan 100 persen untuk pemberi pinjaman asing. Filipina mengikuti jejak Korea Selatan dalam mengatasi posisi currency forward, bersamaan dengan pejabat-pejabat di Asia yang mencoba untuk mendukung eksportir di tengah pemulihan ekonomi global yang tidak merata. Perekonomian negara-negara Asia Tenggara tumbuh 7,1 persen pada kwartal terakhir tahun lalu, sehingga mampu menarik perhatian investor dan membantu untuk mencadangkan keuntungan lebih dari 6 persen dalam peso terhadap dolar AS.