Pertemuan G20 dihelat di Sydney, Australia, pada 22-23 Februari 2014 kemarin. Para Menteri Ekonomi dan Gubernur Bank Sentral dari ke-20 negara anggota hadir dalam event tersebut. Mereka menyatakan puas dengan perkembangan di beberapa negara besar, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan China. Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang juga masih solid sejauh ini dan Eurozone juga perlahan mulai menunjukkan pertumbuhan kembali.
Walaupun pertumbuhan ekonomi mulai membaik, G20 sepakat bahwa situasi saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Resiko perekonomian global melemah kembali masih ada di beberpa area dan laju pertumbuhan sendiri masih terlalu lambat untuk menciptakan lapangan kerja. Volatilitas pasar finansial, tingginya tingkat utang, ketidakseimbangan global dan beberapa negara yang memiliki perekonomian sangat rapuh merupakan hal-hal penting yang masih harus terus diperhatikan.
G20 meminta semuanya untuk tetap bekerja keras memenuhi ambisi memulihkan perekonomian dunia dan memperingatkan agar semua pihak tidak terlena dengan situasi yang baru mulai membaik ini. Mereka juga bertekad untuk menelurkan ide-ide baru guna mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. G20 bahkan menunjukkan ambisi yang luar biasa dengan mencanangkan target kenaikan GDP lebih dari 2% dalam 5 tahun ke depan. Peningkatan investasi, penyediaan lapangan kerja dan optimalisasi perdagangan akan menjadi poin-poin penting yang akan segera diupayakan.
G20 juga menegaskan akan terus melihat perkembangan dunia, sehingga kebijakan-kebijakan mereka akan tetap adaptif terhadap beberapa negara anggota, sesuai dengan apa diperlukan, sehingga perubahan kebijakan yang ada nantinya tidak akan menghambat pertumbuhan ekonomi. Mereka juga menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan ekstra bagi perusahaan kecil menengah agar bisa menunjang pertumbuhan ekonomi baik jangka pendek maupun jangka menengah.