Seperti yang diberitakan Business Insider, perang dagang antara Amerika dan China semakin panas setelah pemerintahan Trump mengumumkan tarif baru untuk sejumlah produk China yang mencapai USD 200 milyar.
Dalam pertemuan dewan RBA, perang dagang ini menjadi pembahasan utama karena dianggap beresiko material yang cukup besar. Namun, berdasarkan prediksi dan resiko yang ada, anggota RBA yakin kebijakan mereka saat ini mampu terus mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga angka pengangguran bisa ditekan.